Catatan Perjalanan ke Rumah

| More
Entah kenapa aku mulai kecanduan dunia blogging. Ya.. aku ingin menceritakan beberapa kisah perjalananku ke rumahku.

Pada tanggal 2 setelah pengumuman program studiku, entah kenapa aku sangat bersemangat tuk pulang ke rumah. Saat itu Wakhid, teman SMA yang masuk ITB juga, datang ke kamarku bersama Mazhar. Yup... kami ngobrol beberapa menit dengan sedikit nostalgia SMA dan sedikit membicarakan gosip yang berkembang di ITB.

Setelah itu aku bergegas mempersiapkan barang-barang yang akan aku bawa ke rumah. Kurang lebih jam 4 aku sudah mempersiapkan semua. Aku pun mandi. Setelah itu aku pergi ke ATM BNI terdekan ditemani Wakhid. Sambil berjalan kami banyak membicarakan keadaan bandung, dan tentunya banyak melakukan komparasi dengan keadaan Jogja, domisili kami sebelumnya.

Akhirnya aku pun berangkat. Aku akan berangkat ke Tegal. Aku naik angkot jurusan Cisitu-Tegalega. Sebenernya Aku masih bingung bagaimana caranya menuju terminal. Sambil sok tahu aku pindah ke angkot jurusan Cicaheum-Ledeng. Aku setengah yakin karena tujuanku adalah ke Terminal Cicaheum.

Entah kenapa kok perjalanan kulalui dengan perasaan aneh. Ternyata aku salah naik angkot. Memang benar jurusannya Cicaheum-Ledeng. Tetapi aku salah arah. Aku malah menuju Ledeng. Wah... tambah jauh nih... Dengan hati kesal aku bertanya pada seseorang. Aku menanyakan tentang angkot yang harus kunaiki agar sampai ke Terminal Cicaheum.

Akupun menaiki angkot jurusan Cicaheum-Ledeng (tentunya dengan arah yang berlawanan agar sampai ke Cicaheum). "Lama", kata itulah yang selalu terngiang di kepalaku.

Akhirnya akupun sampai di Terminal Cicaheum. Lalu datang seseorang, dia menanyakan tujuanku. Lalu kujawab Cirebon. Orang itupun mengantarkanku sampai ke bus Bhineka dengan tujuan Cirebon. Yah... seperti biasa, orang itu pasti ingin upah. kukasih Rp 5000 deh. Aku duduk menunggu pemberangkatan bus. Eh... datang seorang penjual majalah. Dia menawarkan aku majalah Bolavaganza. Aku pegang. Aku perhatikan sampul Bolavaganza tersebut. Sekejap si penjual majalah menyelipkan di bawah majalah Bolavaganza sebuah majalah. Aku penasaran. Ternyata majalah itu adalah majalah Playboy. Ha...!!! Ooooo... ternyata begini ya... cara nyebarin majalah Playboy. Aku liat ke tangan pejual itu. Ternyata memang di tanganya semua majalah Playboy kecuali 4 atau 5. Dengan gaya berbisik penjual itu berkata : "Murah nih...". Wah.. langsung kukembalikan majalah itu. Untung aku masih 'alim'. >_<>

0 komentar

Make A Comment
top