Satu hari sebelumnya (19/11/07) dosen Fisika Dasar-ku, Fredy, memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswanya untuk berdiskusi mengenai tugas 'pelontar' yang diberikan kurang lebih satu bulan yang lalu (sebelum Idul Fitri). Tugas 'pelontar' itu tutgas eksperimen untuk membuat semacam alat pelontar bola menuju sasaran dengan jarak dan tinggi tertentu. Saat itu aku mengumpulkan semua anggota kelompokku untuk berdiskusi. Yup... semuanya datang. Arie, Rizky dan Cica yang paling semangat. Berikutnya Tiara dan Rahma yang jarang 'berfikir' ikut kumpul (sorry yang Tiara, Rahma... hehe...). Wah setelah aku hitung kok ternyata kurang satu? Wah bang Oliver belom dateng. Eh bukan! Dia malah lagi tidur tuh di kursi belakang!

Wah akhirnya kami mulai berdiskusi. Pada 'mesinnya' kami mulai membuat opsi. Opsi pertama kami menggunakan karet tebal lurus; opsi kedua menggunakan karet kecil dan banyak; opsi ketiga menggunakan karet yang dipuntir. Saat itu juga kami memikirkan beberapa optimasi. Yang pertama kami berikan pelumas pada sistem; yang kedua kami berikan dasar pelontar yang keras agar momentumnya tinngi; yang ketiga lubang pelontar dan karet diperpanjang.

Setelah itu kami memilih tempat kerja kami. Sebenernya kalau dipilih yang enak itu kosnya Tiara, kalau kosnya Oliver terlalu jauh, kalau kontrakanku agak susah masukin cewe. Akhirnya kami memilih Oliver karena suara terbanyak memilih tempat itu. Sebenernya aku sih agak pesimis, tapi aku harus tetap optimis! Itu adalah hasil kelompok! Aku harus mengikutinya! Karena aku adalah ketuanya!